Klik salah satu link berikut untuk menutup jendela melayang ini.

Yes, Reinvent The Wheel

The Facemash Post - Reinventing The Wheel adalah sebuah ungkapan yang artinya meniru metode dasar yang sebelumnya telah dibuat atau dioptimalkan oleh orang lain.



Yes , Reinvent The Wheel, oleh Bernaridho I. Hutabarat - Don’t reinvent the wheel telah lama menjadi mantra manajemen. Suatu hari saya mengalami mimpi tentang manajemen tersebut.

Dalam mimpi itu saya bertemu dengan seorang yang mengatakan, “Kamu telah mendengar perkataan ‘No, Don’t reinvent the wheel’. Tapi aku berkata kepadamu, ‘Yes, Reinvent the wheel’”. Orang itu menghilang. Saya terbangun dan mulai merenungkan sejarah bisnis TI maupun non-TI.

Pada Agustus 1981, Bill Gates dengan perusahaannya, Microsoft, meluncurkan DOS (Disk Operating System). Membuat DOS adalah pekerjaan reinvent the wheel (walau sebenarnya Microsoft membeli lisensi QDOS dari perusahaan lain).

DOS vers 1.0 tidak bisa membuat folder, tak mampu tangani hard disk, dan tak bisa multiprocessing. Sementara pada saat yang sama, Unix pada tahun 1981 sudah mampu tangani masalah di atas.

Saya bayangkan pada saat itu pasti ada orang-orang di sekitar Bill Gates yang mengatakan membuat DOS itu keliru, reinvent the wheel. Bagaimanapun, Microsoft sudah beberapa tahun sebelumnya (sejak didirikan tahun 1975) membuat dan memasarkan XENIX, sebuah varian Unix yang lebih baik daripada DOS.

Bayangkan bila saat itu Bill Gates setuju pada nasihat yang terkesan “Bijak” itu. Tidak akan ada konglomerasi sebesar Microsoft.

Pada tahun 1983 Microsoft berencana untuk membuat operating system grafik. Baru pada tahun 1985 operating system grafik tersebut, Windows 1.0 berhasil dibuat, dan gagal di pasar. Sementara itu, pada tahun 1984 (setahun sebelum Windows 1.0 diluncurkan), Apple di bawah pimpinan Steve Jobs dan Steven Wozniak berhasil meluncurkan operating system grafis Macintosh dan sukses di pasar.

Setelah Unix berhasil dibuat sekitar tahun 1973 dan DOS berhasil dibuat pada tahun 1981, Steve Jobs dan Steven Wozniak “reinvent the wheel” membuat operating system baru Mac pada tahun 1984.

Pada tahun 1985 IBM dan Microsoft berencana membuat operating system grafis bernama OS/2. OS/2 versi 1.0 berhasil diluncurkan pada tahun 1987, sementara Windows 2.0 diluncurkan pada tahun 1988. Kedua operating system ini bisa disebut sebagai produk “reinvent the wheel“, sebab Macintosh sudah ada dan sukses di pasar.

Tahun 1990 kegigihan Microsoft berbuah manis. Windows versi 3.0 sukses besar, terjual jutaan kopi di seluruh dunia. Sebentar, kita kembali ke tahun 1987. Saat itu, Tanenbaum menyelesaikan MINIX 1.0, operating system Mini Unix. Bapak Tanenbaum ini reinvent the wheel juga. Unix kan sudah ada, bahkan jauh lebih bagus daripada MINIX yang dibuatnya.



Kembali ke tahun 1990, pada saat itu apa bayangan kita tentang cita-cita seorang mahasiswa ilmu Komputer? Pasti ingin membuat aplikasi Windows yang pada saat itu belum banyak programmer Windows. Alumni dan mahasiswa Ilmu Komputer hampir pasti memiliki adventage. Tapi, Linus Torvalds rupanya kurang tertarik, dia orang mau reinvent the wheel. Dia reinvent operating system, membuat Linux.

Bila saya teman sekelasnya saat kuliah dulu, saya akan nasehati dia untuk tidak membuat operating system. Saya akan bilang “untuk apa buat system operasi baru? Itu reinvent the wheel. Sudah ada Unix, DOS, Macintosh, Novell Netware, OS/2, dan Windows. Memang kamu bisa buat yang lebih baik?”

Syukurlah saya bukan teman sekelas Linus. Kalaupun ada teman Linus yang nasehati dia demikian, syukurlah dia tidak ikuti. Dunia ini akan jauh berbeda bila Linus mangamini “Don’t reinvent the wheel”. Linus “reinvent MINIX” dengan membuat operating system yang sekarang kita kenal nama Linux.

Sejarah Bisnis TI diwarnai dengan banyak usaha reinvent the wheel yang sangat berhasil, terutama secara bisnis. OS/2 discontinued, tetapi MINIX yang anggap matipun ternyata masih hidup (www.minix3.org). Kalau mengamini don’t reinvent the wheel, tidak ada Bill Gates, Steve Jobs, Tanenbaum, Richard Stallman, dan Linus Torvalds.

Iklan shampoo pun banyak reinvent the wheel. Bisakah kita pastikan ada zat yang benar-benar baru di dalamnya? Sekarang saya katakan kepada siapapun: Yes, Reinvent The Wheel.

(Majalah PC Media edisi Septermber 2007; Yes, Reinvent The Wheel oleh Bernaridho I. Hutabarat, Business Intelligence Expert)

0 komentar On :

Yes, Reinvent The Wheel

Pada Kamis, Maret 31, 2011

Label:
Here's A SpookBox To Share Your Thoughts

Related Posts